Terlahir sebagai anak dengan HIV/AIDS bukanlah suatu keinginan, jika harus memilih aku tentu tidak menginginkannya. Cantik begitulah orang – orang memanggilku, aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ayahku adalah seorang pengguna narkoba jarum suntik berganti jarum suntik dgn org yg sudah terkontaminasi HIV. Ibuku seorang ibu rumah tangga biasa yang tidak mengetahui keseharian ayahkupun ikut menjadi penderita HIV yang terinfeksi dari ayah.
Ayahku sudah meninggal dunia ketika aku masih kecil, selang beberapa tahun kemudian ibuku menikah lagi dan memiliki 3 orang anak, dari pernikahannya yang kedua ada 2 anak yang terinfeksi HIV sedangkan 1 anak negativ.
Waktu semakin cepat berlalu dan kini aku sudah duduk di kelas 1 SMK, aku bersekolah di salah satu sekolah swasta di Bogor, hal inilah yang membuatku merasa beban dan aku merasa perlu membuka statusku pada guru di sekolah jika aku adalah ADHA. Beruntunglah kemudian pihak sekolah menghubungi yayasan Vina Smart Era (VSE) yang membantu untuk menjelaskan secara detail mengenai HIV/AIDS akhirnya aku dapat terus bersekolah tanpa ada diskriminasi.
Salam hangat,
Admin VSE